CIAMIS,-
Bendungan Leuwikeris Kabupaten Ciamis merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN)
yang dibangun sejak Tahun 2016 dan diresmikan Presiden RI ke-7, Joko Widodo,
Kamis, 29 Agustus 2024.
Pembangunan
Bendungan Leuwikeris ini memakan waktu 8 tahun dengan nilai proyek Rp3.5
triliun, luas genangan sekitar 243 hektare untuk mengairi sawah sekitar 3.093
hektare.
Bupati
Ciamis, Dr H Herdiat Sunarya mengatakan BBWS Citanduy belum bisa memanfaatkan
Bendungan Leuwikeris ini, terbukti sekarang hanya menghasilkan puluhan ton
sampah yang menghiasi bendungan.
Diakuinya,
meskipun sampah di Leuwikeris sangat luar biasa, kebersamaan dan gotong royong
masyarakat Tatar Galuh sangat patut diapresiasi.
"Sampai
saat ini sampah Leuwikeris luar biasa, kita semua Alhamdulillah di Ciamis ini
terutama menjaga kebersihan dan gotong royong kebersamaan luar biasa kita
mendapatkan penghargaan tingkat Asean," kata Bupati Ciamis usai menyerahkan
Alat Mesin Pertanian, di Dinas Pertanian Ciamis, Jumat (19/12/2025).
Menurutnya,
dengan besarnya angka proyek Leuwikeris seharusnya bisa dimanfaatkan dengan
maksimal khususnya dalam mendukung pengairan pertanian dan pengendalian banjir.
"Anggaran
yang digelontorkan untuk Leuwikeris nilainya Rp3.5 trilliun, Jangan sampai
manfaatnya belum dirasakan petani dan masyarakat. Ini harus segera ditindaklanjuti
dan dimanfaatkan secara optimal,” tegasnya.
Bupati
menekankan, optimalisasi Leuwikeris membutuhkan kolaborasi semua pihak, baik
pemerintah pusat, daerah, BBWS Citanduy, maupun para petani sebagai penerima
manfaat.
Dengan
pengelolaan yang baik, Leuwikeris diharapkan mampu meningkatkan indeks
pertanaman, mengurangi risiko banjir dan kekeringan, serta memperkuat ketahanan
pangan di Kabupaten Ciamis.
Sementara
Kepala BBWS Citanduy, Roy Panagom Pardede mengakui pengelolaan dan penanganan
sungai memerlukan kolaborasi semua pihak agar Leuwikeris ini tidak menjadi
rumah sampah.
"Artinya
kita harus beesama-sama memelihara Leuwikeris tentunya Ciamis dan Tasikmalaya,
aliran dari Sungai Citanduy, sampah mengalir dari atas kami juga tidak tahu
darimana asalnya," katanya.
Ia
berharap, kedepannya sampah tidak bertambah lagi dan BBWS juga sedang berupaya
melakukan penanganan dan pengangkatan sampah yang berada di wilayah bendungan.
"Intinya
kita harapkan semuanya bersama-sama memelihara kawasan masing masing, Tidak membuang
sampah ke sungai sehingga Leuwikeris ini tidak menjadi tempat tinggal sampah,
itu harapan kami," katanya.
Diakui
selama ini BBWS pun melakukan kegiatan rutin penanganan sampah dengan cara
mengangkatb sampah dari bagian permukaan.
“Bendungan
Leuwikeris ini juga jadi perhatian LSM Luar Negeri, Asean Clean Up yang akan
melakukan pengkajian atau studi penanganan sampahnya, seperti yang dilakukan di
Sungai Ciliwung dan Cisadane,” jelasnya. (EDA)*




0 Comments