CIAMIS,- Mengejutkan,
dalam beberapa jam setelah Bupati Ciamis, H Herdiat Sunarya memberikan statemen
Ciamis dinyatakan zero kasus keracunan MBG (Makan Bergizi Gratis), Senin
(29/09/2025) pagi, siangnya sekira pukul 11:30 keracunan massal MBG terjadi
menimpa puluhan siswa SMPN 4 Pamarican.
Bupati
menyatakan keprihatinannya dengan terjadinya keracunan di SMPN 4 Pamarican yang
sampai pukul 14:30 tercatat ada 42 orang.
“Kami akan segera meluncur kesana mudah-mudahan tidak ada hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya seraya mengakui pihaknya akan melakukan evaluasi apakah ada kelalaian dari pengelola dapur? Jika ya, akan ditindak tegas sesuai dengan aturan yang ada.
Untuk
menentukan apakah keracunan ini masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB), pihaknya
akan melihat dulu situasi dan kondisinya.
“Kita
lihat dulu apakah ini termasuk KLB atau bukan. Saya sudah memerintahkan,
pertama kita antisipasi para Kepala Puskesmas, Direktur RSUD, kemudian Kadis Kesehatan
dan pejabat-pejabat yang lainnya yang berkaitan dengan MBG sudah berangkat ke
Pamarican,” tegasnya.
Sudah
ditugaskan pula untuk membawa obat-obatan dari RSUD atau Puskesmas yang kira-kira
diperlukan, dan kita juga siapkan ambulance apabila ada yang harus dirujuk. Tim
Satgas sudah terbentuk anggotanya SKPD-SKPD yang berkaitan dengan MBG.
Sementara
Ketua Komisi D DPRD Ciamis, H Jaenal Arifin meminta agar seluruh SPPG yang ada
di Ciamis dievaluasi termasuk masalah penugasan SPPG dan kewajibannya setiap
SPPG harus memiliki Sertfikat Laik Higienis dan Sanitasi (SLHS).
“Bagi
dapur yang belum mempunyai SLHS harus ditutup sementara sampai mereka
mengantongi SLHS,” tegasnya.
Menyikapi
kejadian di Pamarican, pihaknya meminta dapurnya distop dulu selama dalam
penyelidikan pihak kepolisian, kejadian ini
berimbas kepada seluruh dapur yang ada di Kabupaten Ciamis harus dievaluasi.
“Berdasarkan
keterangan itu ada dua menu, ayam yang digoreng dan satu lagi disayur, untuk
informasi lebih lanjut masih menunggu hasil tim penelitian,” katanya seraya
mangkui, SPPG bermasalah tersebut baru launching selama satu minggu.
Sementara dari Bandung dlaporkan, menyikapi banyaknya kasus keracunan di Jawa Barat, Gubernur Dedi Mulyadi resmi menginstruksikan untuk menghentikan sementara program MBG di seluruh Jawa Barat.
“Untuk sementara program ini dihentikan. Selanjutnya, kami akan menempuh langkah teknis dan administratif,” tegas Dedi, Senin (29/09/2025).
Menurutnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan segera membentuk tim khusus guna mengevaluasi pelaksanaan MBG. Evaluasi akan dilakukan sambil menunggu terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) yang mengatur program tersebut.
Sementara dari DPRD Jawa Barat dilaporkan hasil audensi Forum Orang Tua Siswa (Fortusis) Jawa Jarat, Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) Jawa Barat dan Persatuan Purnabhakti Pendidik Indonesia (P3I) Jawa Barat dengan DPRD Jabar disampaikan pernyataan sikap maraknya keracunan MBG di Jabar yang isinya :
1.
Mendesak
kepada Aparat Penegak Hukum untuk mengusut penyebab keracunan MBG
2. Memohon
kepada Gubernur Jawa Barat agar menghentikan sementara MBG dan untuk sementara
mengalihkan uang MBG kepada orang tua siswa dengan pengawasan pihak sekolah.
3.
Protes
keras terhadap pejabat yang menginstruksikan kepada guru untuk mencicipi MBG
terlebih dahulu sebelum dikonsumsi siswa sehingga terjadi keracuan seorang guru
di Cianjur.
4.
Merekomendasikan
MBG hanya diberikan kepada siswa dari kalangan keluiarga tidak mampu.
5.
Merekomendasikan
kedepannya MBG dikelola oleh kantin sekolah atau warung nasi disekitar sekolah
sehingga daoatb membantu usaha mereka sebagai masyarakat kecil.
(EDA)*
1 Comments
Setuju MBG dikelola kantin sekolah/rmh makan sekitar sekolah bukan catering dadakan ngurus ribuan porsi
ReplyDelete