Limbah MBG Capai 3,9 Ton Perhari, DPRKPLH Turun Tangan


ciamiszone.id :

CIAMIS,- Sejak bergulirnya program unggulan Presiden RI, Prabowo Subianto yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG), di Kabupaten Ciamis tercatat 31 Satuan Pepalayanan Pemenuhan Gizi (SPPG)/dapur, namun yang sudah aktif beroperasi sebanyak 23 dapur dan sisanya masih dalam tahap persiapan. Dari sejumah itu diketahui menghasilkan limbah mencapai 39 ton perhari.

“Jika dibiarkan dan tidak ditangani akan menjadi masalah bagi Ciamis, limbah padat maupun limbah cair akan menghasilkan sampah atau limbah yang cukup signifikan. Kita sebagai dinas yang memang tupoksinya untuk pengelolaan sampah dan limbah menginisiasi untuk melaksanakan sosialisasi cara pengelolaan sampah kepada seluruh dapur yang berada di Ciamis," kata Kabid Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Rini Valianti mewakili Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis (DPRKPLH) usai menggelar sosialisasi penanganan sampah di Aula PUPRP Ciamis, Kamis (07/08/2025).

Diketahui, dari 23 dapur yang sudah beroprasi tercatat msing-masing menghasilkan limbah antara 90 kg sampai 170 kg perharinya, sehingga jika dirata-ratakan dari 23 dapur akan terkumpul antara 2.070 kg sampai 3.910 kg perharinya serata dengan 2,07 ton sampai 3,91 ton.

Untuk menangani hal itu hingga terciptanya lingkungan yang sehat dan bersih, DPRKPLH turun tangan melakukan sosialisasi kepada perwakilan setiap SPPG dan mitra pemilik dapur.

Diakuinya, sosialisasi ini ditujukan agar setiap dapur MBG agar dapat mengelola limbahnya dengan baik sehingga tidak menjadi pencemaran lingkungan.

"Jika tidak dikelola dengan baik, limbah padat maupun limbah cair akan menghasilkan sampah atau limbah yang cukup signifikan bagi Ciamis, sebagai dinas yang memang tupoksinya untuk pengelolaan sampah dan limbah, jadi kita menginisiasi untuk melaksanakan sosialisasi cara pengelolaan sampah kepada seluruh dapur yang berada di Ciamis," kata Rini.

Ia menyebutkan, Kabupaten Ciamis memiliki keberuntungan dengan mempunyai fasilitas pengelolaan sampah yang baik seperti budidaya magot, sehingga untuk limbah seperti sisa makanan bisa menjadi pakan untuk magot, dan sisa sampah plastik, dus dan yang lainnya bisa bekerjasama dengan bank sampah DPRKPLH.

"Potensi sampah yang dihasilkan setiap dapur per hari itu sangat besar, bayangkan jika tidak dikelola dengan baik akan menjadi suatu masalah yang besar, Alhamdulillah, Ciamis beruntung sekali mempunyai fasilitas pengelolaan dan pemilahan limbah yang baik," katanya.

Menurutnya, Setiap limbah sisa makanan yang dihasilkan dapur MBG disarankan untuk menjadi pakan maggot.

"Karena ini limbah padat bukan limbah infeksius, kita sarankan sisa makanan itu untuk dijadikan pakan manggot, silahkan bekerjasama dengan bank sampah terdekat, dengan pembudidaya maggot di wilayah kerja masing-masing," katanya.

Menurutnya, setiap masing-masing dapur sudah mempunyai lookbook pencatatan penghasilan sampah yang dihasilkan perhari. Namun, kedepannya akan dibuatkan Grup WA tentang penimbangan sampah.

"Jadi sebenarnya hitungan sampah penimbangan itu sesuai SOP dari MBG-nya sendiri, setiap dapur juga mempunyai catatan terkait limbah, tapi belum tersampaikan secara resmi atau detail kepada LH, maka dari itu kedepannya kita akan buat grup WA (WhatsApp) sehingga tidak perlu datang ke kantor untuk laporan, tetapi komunikasi lewat WA saja," pungkasnya.

Salah seorang perwakilan SPPG/mitra pemilik dapur, Doni mengakui dapurnya menghasilkan limbah antara 90 sampai 120 kg perharinya, namun hal itu sudah bukan masalah baginya, karena sebagian besar limbah sudah ditunggu warga sekitar.

“Setiap hari warga sekitar antre dengan menyimpan dan membawa tempat masing-masing untuk mendapatkan limbah, biasanya mereka jadikan pakan ikan dan lainnya. Sementara untuk sampah dus-dus kami kelola sendiri, hasinya kami simpan di kas untuk membantu kesejahtraan karyawan,” katanya.

Bahkan diakui Doni, limbah sebanyak itu masih kurang, sehingga pihaknya bekerjasama degan Rukun Warga (RW) setempat untuk menjadwal warga yang mendapatkan limbah.

"Kami kerjasama dengan RW setempat, agar tercipta keadilan kita putar setiap harinya siapa saja yang berhak mendapatkan limbah tersebut," katanya. (EDA).


Post a Comment

0 Comments