Kenapa Ada S2 Tidak Lolos Seleksi Bakal Calon Kades?

ciamiszone.com :
CIAMIS,- Dari 120 peserta seleksi tambahan bakal calon kepala desa untuk Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak 2020 di Kabupaten Ciamis, tercatat diikuti oleh 40 orang sarjana, lima orang diantaranya lulusan Statra 2 (S2) dari berbagai disiplin ilmu.

Namun kenapa dalam tes tersebut tercatat lima orang bakal calon yang bergelar sarjana justru tidak lolos? bahkan satu diantaranya adalah lulusan S2, dengan menyandang gelar M.Si.

Kelima sarjana yang tidak lolos tersebut berasal dari tiga desa yang rata-rata rivalnya lulusan SMA sederajat. Sementara bakal calon S2 yang dinyatakan tidak lolos berasal dari desa yang memiliki delapan calon dengan latar belakang pendidikan S1 ada tiga orang dan SMA sederajat empat orang.

Dari ke-8 bakal calon tersebut, semua lulusan SMA sederajat dinyatakan lolos mengantongi nilai tertinggi, yaitu rangking 1 sampai 4, dan seorang S1 menempati rangking 5, sementara sisanya (dua orang S1 dan seorang S2) dinyatakan tidak lolos dengan nilai menempati rangking 6 sampai dengan 8.


Penggiat pendidikan di Ciamis, Didi Ruswendi menyatakan wajar saja jika dalam tes tambahan bakal calon kades ada sarjana yang kalah pengetahuannya oleh lulusan SMA sederajat, karena banyak faktor penyebabnya, sekali pun dia S2 atau pun S3.

Ketua Yayasan Bina Pandu Mandiri yang PKBM-nya itu telah meluluskan paket C Menteri Kelautan dalam Kabinet Kerja Jilid 1, Susi Pudjiastuti menjelaskan, faktor penyebabnya antara lain bisa saja dari usia peserta, walau sarjana akan kalah oleh SMA yang lebih muda.

“Selain itu latar belakang kesarjanaannya bukan ilmu pemerintahan, sehingga akan kalah oleh lulusan SMA yang rajin berkecipung di pemerintahan, bahkan aktifis partai politik atau ormas,” katanya.

Didi juga menjelaskan, saat ini banyak lulusan paket C dari BPM yang dikelolanya menjadi kades, karena kompetensi bisa saja mengalahkan kualifikasi akademik.

“Jadi latar belakang akademik S1 dan S2 yang tidak relevan dengan kompetensi pemerintahan, resikonya akan gugur,” tegasnya.


Menanggapi hal itu, Rektor Universitas Galuh (Unigal) Ciamis, H. Yat Rospia Brata didampingi Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), H. Aan Anwar Sihabudin mengakui, pihaknya tidak kaget dengan tidak lolosnya sejumlah sarjana dalam tes bakal calon kelapa desa, karena dalam tes tersebut seorang sarjana bukan jaminan bisa lolos bersaing dengan yang bukan sarjana.

“Selain faktor keberuntungan, sangat ditunjang juga dengan kesiapan mereka dalam menghadapi tes. Bisa saja mereka tidak siap sehingga konsentrasinya terganggu,” tegasnya.

Sebagai Ketua Pansel, Yat mengakui, Pansel sudah bekerja sesuai mekanisme tanpa ada kepentingan apa pun, hanya menjalankan tugas yang diemban dari pemerintah. Siapa pun yang lolos tidak masalah.

Dijelaskannya, apalagi Pilkades serentak 2020 adalah pilihan seksi bagi mereka yang tertarik untuk menjabatnya, sehingga menjadi fenomena baru karena tidak dipungkiri dengan kucuran dana miliaran rupiah yang akan dikelolanya itu sangat menggiurkan.

Sementara H. Aan Anwar menambahkan, justru pihaknya merasa bangga karena sejumlah alumninya semua lolos dalam tes tambahan bakal calon kades.

“Lolosnya sejumlah alumni FISIP Unigal adalah sebuah kebanggaan, karena apa yang disampaikan semasa kuliahnya dalam mata kuliah 4 Pilar NKRI benar-benar dipahami, sehingga mereka tidak kaget dengan soal-soal seputar 4 pilar dan pengetahuan umum lainnya,” katanya.

Bahkan Aan berharap, kedepannya jangan hanya balon kades lebih dari lima yang diseleksi, sebaiknya semua balon mengikuti seleksi, meskipun hanya ada balon satu atau dua orang.

“Idealnya semua balon diseleksi karena mereka harus paham tentang pengetahuan umum, 4 Pilar NKRI, Kewarganegaraan, Sistem pemerintahan dan Sosbudnya juga harus mahir,” tegasnya.

Sedangkan Ketua Yayasan Pendidikan Galuh Ciamis, H. Otong Husni Taufik  tidak banyak berkomentar, pihaknya menyikapi hal itu hanya akan dijadikan bahan evaluasi untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di Unigal.

“Saya tidak akan berkomentar banyak, tapi secara umum akan dijadikan bahan evaluasi untuk peningkatan kualitas pendidikan, khususnya di Unigal,” tegasnya. (cZ-01)*

Post a Comment

0 Comments