CIAMIS,-
Maraknya Pinjaman Online (Pinjol), Investasi Bodong, Judi Online (Judol) dan
Bank Emok sangat meresahkan masyarakat dan berbagai pihak termasuk membuat
miris Forum Ketahanan Bangsa (FKB) dan Otoritas Jasa Keungan (OJK).
Terkait
hal itu FKB Kabupaten Ciamis bersama OJK cabang Tasikmalaya menggelar dialog
publik dan penyuluhan jasa keuangan bertema "Problematika dan Gagasan
Penanggulangan Pinjaman Online di Kabupaten Ciamis", Senin (20/05/2024) di
Aula Hotel Tyara Ciamis.
Ketua
FKB Kabupaten Ciamis yang juga Caleg terpilih DPRD Kabupaten Ciamis dari Fraksi
Partai Golkar, Muhamad Ijudin mengatakan,
kegiatan tersebut digagas karena terdapat satu problematika yang terjadi
di tengah masyarakat.
"Sudah
banyak masyarakat yang terjebak dengan pinjaman online, investasi bodong, judi
online dan bang emok. Ini sangat miris sudah terjadi bertahun-tahun,"
katanya.
Dijelaskan,
ibarat orang yang tenggelam di dalam air yang begitu dalam dan sulit kembali ke
darat. Sudah banyak masyarakat yang terjebak pinjaman online, judi online,
investasi bodong maupun bang emok, namun seolah-olah banyak pihak yang diam
membiarkan itu semua.
"Negara
punya keterbatasan, begitu juga dengan Aparat Penegak Hukum (APH) dan OJK untuk
menangani masalah ini. Kita disini mengundang semua elemen karena melihat fakta
yang sangat mengerikan dan harus kita buktikan," ungkapnya.
Pinjol
juga sudah merambah sampai ke anak SD melalui handphone, jadi harus ada solusi
dan langkah komprehensif minimal mengurangi dan syukur-syukur bisa
menanggulangi sampai tuntas
Secara
kasat mata pinjol dan judol banyak mengakibatkan terjadinya berbagai kasus,
seperti perceraian, konflik keluarga, sosial, Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(KDRT), dan tindak kriminalitas lainnya.
"Yang
paling menyedihkan kasus pembunuhan dan bunuh diri, terus terjadi tanpa ada
solusi kongkrit bagaimana menyelamatkan saudara-saudara kita, masyarakat yang
terlilit jeratan mematikan pinjol dan judol," ungkapnya.
Pihaknya
juga merasa sangat prihatin melihat kondisi yang terjadi. Indonesia merupakan
negara kaya tetapi rakyatnya terpuruk dengan pinjol dan judol, kita semua umat
beragama yang lengkap dengan segala jenis organisasi dan kegiatan keagamaannya,
tapi terjerumus dengan pinjol dan judol.
"Kita
punya negara dengan segala komponen aparatur maupun kemasyarakatannya, namun warganya
terpenjara oleh kerangkeng pinjol dan judol. Jika ini terus dibiarkan maka akan
semakin meluas dan banyak memakan korban," jelasnya..
Sebagai
wakil rakyat terpilih, Ia merasa resah dan gereget melihat kondisi masyarakat
seperti ini. Untuk itu Ijudin menggagas dan menginisiasi kegiatan ini sebagai
tanggung jawab moral terhadap masyarakat, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.
Pihaknya
mengajak semua pihak untuk duduk bersama bertukar pikiran, bermusyawarah
mempelajari akar masalah dan mencari jalan keluar yang sistematis untuk menanggulangi
problematika tersebut.
"Ini
menjadi masalah yang harus bisa diselesaikan bersama, jangan sampai kita semua
seolah diam membisu membiarkan semua ini terjadi, berdosa kita semua dengan
membiarkan ini terus terjadi. Insya Alloh dengan kebersamaan dan kekompakan
Ciamis akan semakin maju dan harum bahkan untuk semua bidang kehidupan," jelasnya.
Mewakili
Ketua OJK Tasikmalaya, Tubagus
mengatakan, kalangan guru paling banyak terjebak pinjol, hal ini terjadi
karena kebutuhan hidup dikesampingkan sedangkan gaya hidup diutamakan.
"Jadi
gaya hiduplah yang menjadi penyebab utamanya," tegasnya.
Menurutnya,
hubungan antara judi online dan pinjaman online ibarat lingkaran setan. Orang
yang mau judi online pasti butuh uang, misalkan hartanya habis, cari pinjaman
susah akhirnya pinjaman online menjadi solusinya. Jadi kedua hal ini sangat
berhubungan sekali.
Tubagus
menyampaikan, selain guru pihaknya menemukan data secara nasional kalau
mahasiswa juga paling banyak melakukan pinjaman online. Mahasiswa untuk
memenuhi gaya hidupnya maka akan melakukan pinjol.
Walaupun
tidak semua orang membutuhkan pinjaman online, namun karena kebutuhan dan gaya
hidup yang mendesak sehingga nekad meminjam ke pinjaman online.
Untuk
mengatasi hal itu, pihaknya bekerjasama dengan salah satu kampus di
Tasikmalaya, akan mensosialisasikan bahaya pinjaman online kepada mahasiswa
baru saat pengenalan kampus.
Acara
tersebut dihadiri juga oleh Ketua MUI Ciamis, Rektor Universitas Galuh (Unigal)
Ciamis, Kepala Dnas Kominfo Kabuopaten Ciamis, Ketua Karang Taruna Ciamis,
Ketua KNPI Ciamis, sejumlah Kepala OPD Lingkup Pemkab Ciamis, para kepala
sekolah dan lainnya. (Nank/Eda)*
0 Comments